Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Hukum Memakai Gigi Palsu Bagi Muslim dan M uslimah

For women are allowed to use false teeth of the material is allowed in syar'i, either of gold or another, either for decorative or treatment, because the generality hadiths that allow a woman decorated with gold and also generality orders for treatment, as in the words of the Prophet sallallaahu ' alaihi wa sallam: تداووا فإن الله تعالى لم يضع داء إلا وضع له دواء غير داء واحد الهرم "Berobatlah you, Allah does not put the disease but also put the medicine, except for one disease, that is death" (HR.Abu Dawud, At-tirmidzy, and Ibn Majah, and dishahihkan Sheikh Al-Albany)
The man is allowed to use false teeth of gold if it's necessary / dharurat (such as medical treatment) is not to ornate, if not find another material that is rust resistant as gold. (See Fataawa al-Lajnah Ad-Daa'imah 24/71-72, and 25/15)
Prophet sallallaahu 'alaihi wa sallam never sent a friend to use artificial nose of gold when it clipped his nose in a war. (Narrated by Abu Dawood, At-Tirmidzy, An-Nasa'i and dihasankan Sheikh Al-Albany) Said Al-Khaththaby when mensyarh this hadith: فيه استباحة استعمال اليسير من الذهب للرجال عند الضرورة كربط الأسنان وما جرى مجراه مما لا يجري غيره فيه مجراه "In this hadith bolehnya use a little gold for men when dharurat, such as teeth and a semisalnya binding, the case-things that can not be replaced by something other than gold" (Sunan Ma'alimus 4 / 215) Said Sheikh Muhammad bin Salih Al-Uthaymeen: يجب أن نعلم أن السن الذهب لا يجوز أن يركب إلا عند الحاجة إليه, فلا يجوز أن يركبه أحد للزينة, اللهم إلا النساء إذا جرت عادتهن التزين بتحلية الأسنان بالذهب فلا بأس, أما الرجال فلا يجوز أبدا إلا لحاجة "Must we all know that gold teeth should not be installed except when it is necessary, it should not be used to ornate except for women, if their habits decorated with gold teeth so do not why, as for men it is not allowed except for purposes of" (Fatawa Sheikh Muhammed Majmu bin Salih Al-Uthaymeen 17/88). Allaah 'nature.
Bagi wanita diperbolehkan menggunakan gigi palsu dari bahan yang diperbolehkan secara syar'I , baik dari emas atau yang lain, baik untuk berhias atau berobat, karena keumuman hadist yang membolehkan wanita berhias dengan emas dan juga keumuman perintah untuk berobat, sebagaimana dalam sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam:
تداووا فإن الله تعالى لم يضع داء إلا وضع له دواء غير داء واحد الهرم
"Berobatlah kalian, sesungguhnya Allah tidak meletakkan penyakit kecuali meletakkan pula obatnya, kecuali satu penyakit, yaitu kematian" (HR.Abu Dawud, At-tirmidzy, dan Ibnu Majah, dan dishahihkan Syeikh Al-Albany)

Adapun lelaki diperbolehkan menggunakan gigi palsu dari emas kalau memang diperlukan/dharurat (seperti berobat) bukan untuk berhias, apabila tidak ditemukan bahan lain yang tahan karat seperti emas. (Lihat Fatawa Al-Lajnah Ad-Daimah 24/71-72, dan 25/15)

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyuruh seorang sahabat untuk menggunakan hidung buatan dari emas ketika terpotong hidungnya pada sebuah peperangan. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidzy, An-Nasa'I dan dihasankan Syeikh Al-Albany)
Berkata Al-Khaththaby ketika mensyarh hadist ini:
فِيهِ اِسْتِبَاحَة اِسْتِعْمَال الْيَسِير مِنْ الذَّهَب لِلرِّجَالِ عِنْد الضَّرُورَة كَرَبْطِ الْأَسْنَان وَمَا جَرَى مَجْرَاهُ مِمَّا لَا يَجْرِي غَيْره فِيهِ مَجْرَاهُ
"Di dalam hadist ini bolehnya menggunakan emas sedikit bagi laki-laki ketika dharurat, seperti mengikat gigi dan yang semisalnya, dari perkara-perkara yang tidak mungkin diganti dengan selain emas" (Ma'alimus Sunan 4/215)
Berkata Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin:
يجب أن نعلم أن السن الذهب لا يجوز أن يركب إلا عند الحاجة إليه، فلا يجوز أن يركبه أحد للزينة، اللهم إلا النساء إذا جرت عادتهن التزين بتحلية الأسنان بالذهب فلا بأس، أما الرجال فلا يجوز أبداً إلا لحاجة
"Wajib kita ketahui bahwa gigi emas tidak boleh dipasang kecuali ketika memang diperlukan, maka tidak boleh digunakan untuk berhias kecuali bagi wanita, apabila kebiasaan mereka berhias dengan gigi emas maka tidak mengapa, adapun lelaki maka tidak diperbolehkan kecuali karena keperluan" (Majmu Fatawa Syeikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin 17/88).
Wallahu 'alam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar