Pengendalian Diri
Oleh : Hasrian Rudi Setiawan
Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sempurna yang dibekali akal fikiran yang dapat membedakan mana yang baik dan mana pula yang buruk, sebenarnya kita harus waspada dalam menjalankan kehidupan ini, sebenarnya siapa sih yang harus diwaspadai dalam kehidupan ini? Sebenarnya yang harus diwaspadai bukan siapa-siapa, bukan teman dan bukan pula musuh melainkan diri kita sendiri artinya kita tidak akan celaka melainkan karena diri kita sendiri. Karena itu pengendalian diri sangatlah di butuhkan dalam kehidupan kita dan hukum pengendalian diri adalah fardhu ain bagi setiap muslim dan muslimat, bahkan hal ini ditegaskan Rasulullah SAW “Bahwa jihad akbar adalah jihat melawan diri sendiri”. Namun Kita sering dibutakan oleh hal-hal yang sifatnya lahiriyah. Padahal, musuh-musuh lahiriyah merupakan motivasi dan dorongan dari Allah agar membuat tergugah untuk melakukan jihad. Allah menciptakan keganasan dan kekejaman bangsa Israel dan Amerika terhadap bangsa-bangsa islam seperti Palestina dan Irak agar kaum muslimin tergugah semangatnya untuk membela agama dan saudara-saudaranya yang terzalimi. Seandainya kalau Allah tidak menciptakan mereka, hidup ini kurang menarik karena tidak ada lawan dan tidak ada pula persaingan. Ibarat didalam suatu perlombaan, tetapi pesertanya cuma kita. Tentu dapat dipastikan bahwa kita yang juara. Oleh sebab itu, Allah menciptakan sesuatu itu berpasang-pasangan ada laki-laki ada wanita, ada yang baik dan ada pula yang jahat.
Namun, Musuh-musuh yang bersifat lahiriyah itu tidaklah lebih berbahaya dari pada musuh tak terlihat yang berwujud pada diri kita. Dalam suatu peristiwa sehabis Perang Badar yang banyak memakan korban baik dari pihak Kafir Qurais maupun dari pihak Islam sendiri, Rasulullah SAW. Secara tegas mengatakan, “Wahai Kaum muslimin sekalian, Sesunguhnya kita telah pulang berjihad dalam perang badar dan kita akan menghadapi jihat yang lebih besar lagi yaitu jihat melawan hawa nafsu.”
Pengendalian diri memang membutuhkan kesiapan diri baik jasmani maupun hati yang ikhlas dan hati yang bersih, agar kita senantiasa selalu mengoreksi diri dan hendaknya kita setiap hari memperhatikan apa yang kita lakukan untuk hari esok.
Allah SWT berfirman didalam Al-Quran surat Al Hasyr ayat 18 Yang berbunyi:
Yang Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
Di dalam ayat diatas tadi Allah telah jelas mengatakan bahwa kita harus senantiasa untuk selalu memperbaiki diri dan memikirkan dengan cermat untuk apakah kita hidup didunia ini, mau jadi apakah kita ini, dan apakah yang bisa kita lakukan pada hari ini, memang mengendalikan diri adalah sesuatu yang sangat sulit, tetapi yang demikian itu dapatlah kita lakukan asal kita mau berusaha untuk merubahnya.
Perasaan dan nafsu ibarat binatang buas. Yang siap menerkam, jika kita tidak bisa mengendalikanya dengan baik dan mengikuti nafsu secara berlebihan, mungkin kita akan diterkam dibuatnya. Ada beberapa perasaan yang berhubungan dengan hawa nafsu yang perlu pengendalian diri yaitu:
1. Hati.
Hati adalah sesuatu yang mengerakan anggota badan, dan hatilah yang menentukan kita ingin melakukan perbutan baik atau perbuatan buruk, Islam telah mengajarkan kepada kita untuk selalu membersihkan hati karena hatilah segala yang mengerakan aktifitas kita.
Rasulullah SAW bersabdah “Sesunguhnya didalam jasad manusia ada segumpal daging apabila ia baik maka baiklah semuanya dan apabila ia rusak maka rusaklah semuanya (seluruh anggota tubuh) ketahuilah itu ialah hati”
Dari hadits diatas jelas bahwa hati adalah sumber pertama dan utama yang harus kita jaga dan kendalikan karena apabila hati kita rusak, maka yang lainpun akan ikut rusak dan jika hati itu baik maka akan baiklah yang lain yang tercermin dalam tingkah laku. Sebagai seorang muslim dan muslimat marilah kita bersihkan hati kita dari sifat-sifat yang tidak baik seperti sifat sombong, sifat pamer dan sifat-sifat yang lain yang dapat mengotori hati dan sebaliknya kita harus mengisinya dengan hati dan perbuatan yang baik.
2. Ucapan
Ucapan adalah sesuatu yang harus dijaga oleh setiap muslim dan muslimat. Seorang muslim dapat dikatakan baik apabila ia dapat mengunakan lisanya itu dengan baik, dan sebaliknya seorang muslim dikatakan buruk karena tidak menjaga lisanya dengan baik, perkataan yang baik merupakan pencerminan kepribadian seorang mumin,
Di dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabdah. Rasulullah bertanya kepada para sahabat, “ Amal apakah yang paling dicintai Allah ?” Para sahabat terdiam, Kemudian Rasulullahh bersabdah, “Amal tersebut adalah menjaga lisan.” (HR Imam Baihaqi dari abu juhfar)
Kebersihan lisan harus disertai dengan hati yang bersih dan hati yang ikhlas. Tanpa adanya kebersihan hati kita tidak akan mungkin untuk menghasilkan kata-kata yang baik dan berkualitas. Oleh karena itu kita harus hati-hati dalam hal lisan, karena berakibat dapat mendatangkan perkelahian, terputusnya hubungn silaturahmi, saling membunuh dan perang antara saudara. Semuanya akibat lisan atau ucapan yang kurang baik.
3. Pandangan
Mata merupakan Kamera yang bias merekam dan dapat pula mengotori hati, terutama pandangan dengan lawan jenis yang dapat menimbulkan nafsu seksual. Namun pandangan yang berbahaya tidak terbatas pada lawan jenis. Akan tetapi pandangan yang dapat mengiurkan hati kita. Kita bisa tergiur dengan harta orang lain yang berlimpah, mobil dan rumah orang yang begitu mewah. Karena itu, yang diperlukan oleh orang orang yang istiqamah adalah menjaga hati dan menundukan pandangan kepada hal-hal yang dapat mengotori hati karena tidak bersyukur terhadap nikmat Allah SWT.
4. Pendengaran
Pendengaran salah satu yang harus dijaga oleh setiap muslim dan muslimah, oleh sebab itu Islam mengajarkan kepada kita untuk mendengarkan yang baik-baik seperti mendengarkan ayat-ayat suci Al-Quran, mendengarkan majelis ilmu dan mendengarkan sesuatu yang bermanfaat, sebab dengan mendengarkan ayat-ayat Al-Quran jiwa menjadi tenang. Beberapa pakar psikologi mengatakan pada saat bayi didalam kandungan sebaiknya diperdengarkan kepadanya musik-musik klasik yang bermakna lembut . Ini merupakan kiat pertama menanamkan kecerdasan ruhani pada sang bayi. Dan sebaliknya islam melarang untuk mendengarkan sesuatu yang tidak layak untuk didengarkan seperti mendengarkan aib dan kejelekan orang lain, sebab akan membuat hati kita tidak tenang dan akan menyakitkan hati. Sebab itu tutuplah telinga jika mendengarkan sesuatu yang tidak pantas untuk didengarkan. Bukalah telinga jika mendengarkan hal-hal yang baik seperti mendengarkan lantunan ayat-ayat Al-Quran, mendengarkan majelis ilmu yang sifatnya menuju kedekatan diri kepada Allah SWT.
Dari ke empat poin yang harus kita kendalikan tadi dapat kita ambil kesimpulan bahwa dalam kehidupan ini haruslah kita dapat mengendalikan diri dari segala hal-hal yang dapat mengotori hati dan dapat menjauhkan kita kepada Allah, oleh sebab itu jagalah kita mengikuti apa yang tidak kita ketahui tentang hal yang kita akan kerjakan.
Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al-Isra : 36
Yang artinya: Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.
0 komentar:
Posting Komentar