Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Beriman Kepada Taqdir

Beriman Kepada Taqdir
Beriman kepada Taqdir ada lima tingkatan, yaitu:
  1. Taqdir pertama: Taqdir Azali, yaitu telah tertulis semua jenis taqdir 50.000 tahun sebelum diciptakannya langit dan bumi, yakni ketika Allah menciptakan Al-Qalam (pena).
    "Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah."
    (Q. S. Al-Hadid: 22)
Sabda Nabi SAW:
"Allah telah menulis taqdir makhluk-makhluk-Nya lima puluh ribu tahun sebelum menciptakan langit dan bumi, beliau berkata: dan Arsy-Nya berada di atas air."
HR. Bukhari)
"Sesungguhnya yang pertama kali diciptakan Allah adalahAl-Qalam (pena), lalu diperintahkan kepadanya: "Tulislah!" Ia (pena) menjawab: "Apa yang harus aku tulis?" Allah berfirman: "Tulislah taqdir atas segala sesuatu hingga datang hari kiamat."
(HR. Abu Daud, Tirmizi dan Ahmad).
  1. Taqdir kedua: Taqdir Al-'Umri, yaitu pada saat ruh-ruh diambil sumpahnya. Firman Allah: "Bukankah Aku Rabbmu? Mereka menjawab: Betul (Engkau Rabb kami)." (Q. S. Al-A'raf: 172)
Diriwayatkan oleh Ishaq bin Rahawai bahwa seorang laki-laki bertanya: Ya Rasulullah, apakah amalan-amalan itu akan dinilai atau telah ditentukan? Beliau menjawab:
"Sesungguhnya AllahTa'ala ketika mengeluarkan anak-anak cucu adam dari sulbinya, Allah mengambil kesaksian atas diri mereka kemudian mereka menyerahkan diri mereka kepada kekuasaan tangan-Nya, lalu Allah berfirman: "Mereka itulah penghuni-penghuni jannah dan mereka adalah penghuni-penghuni neraka." Mereka para penghuni jannah akan dimudahkan amalan penghuni jannah dan mereka para penghuni neraka akan dimudahkan juga melakukan amalan penghuni neraka."
  1. Taqdir ketiga: Taqdir 'Umri juga, yaitu pada saat ruh ditiupkan kepada janin di dalam rahim.
"Dan Dia lebih tahu (tentang keadaanmu) ketika Dia menjadikan kamu dari tanah dan kamu masih berbentuk janin dalam rahim ibumu."
(Q. S. An-Najm: 32)
Sabda Nabi SAW:
"Sesungguhnya kamu diciptakan dalam perut ibunya selama 40 hari dari setetes mani, lalu menjadi segumpal darah, lalu menjadi segumpal daging juga selama 40 hari, kemudian diutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan dalam empat kalimat: Ditentukan rizkinya, ajalnya, amalnya, dan hidupnya, apakah ia akan bahagia atau celaka. Demi dia yang tidak ada Ilah kecuali Dia, sesungguhnya di antara mereka sungguh akan beramal amalan penghuni jannah sehingga tinggal satu dzira' (sehasta) jarak antara dia dan jannah, tetapi sudah tertulis ketentuannya, maka ia akan beramal amalan neraka lalu dia dimasukkan ke neraka. Jika salah seorang di antara kamu sungguh akan melakukan amalan neraka, tetapi sudah didahului (tertulis) ketentuannya, maka dia akan mengerjakan amalan penghuni jannah, maka ia akan dimasukkan ke dalam jannah."
  1. Taqdir keempat: Taqdir Al-Hauli, yaitu pada saat malam Lailatur Qadar.
"Pada hari itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar dari sisi Kami, sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus Rasul-rasul."
(Q. S. Ad-Dukhan: 4-5)
Ibnu Abbas ra. berkata: "Ditulis dari Umul Kitab pada malam Lailatul Qadar apa yang terjadi pada Sunnah yaitu mati, hidup, rizki, hujan, dan para orang haji."
  1. Taqdir kelima: Taqdir Yaumi, yaitu ketentuan yang berlaku sehari-hari, yakni semua itu berlaku sesuai dengan tempat dan kedudukannya.
"Setiap waktu Dia dalam kesibukan."
(Q. S. Ar-Rahman: 29)
Dalam kitab Shahih Al-Hakim, Ibnu Abbas ra. berkata: "Sesungguhnya Allah SWT menciptakan Lauhul Mahfudz dari mutiara-mutiara putih yang pinggirnya dari yaqut yang merah dan bercahaya, Kitab-Nya adalah nur, Dia melihat di dalamnya setiap 360 lihatan atau sekali (melihat) dan dalam sekali lihatan dari menciptakan, memberi rizki, menghidupkan, mematikan, memuliakan, dan merendahkan, serta melaksanakan segala sesuatu yang dikehendaki. Hal itu sebagaimana firman-Nya: "Setiap waktu Dia dalam kesibukan."
Sebagian para sahabat bertanya: "Apakah kita tidak cukup hanya bertawakal atas ketentuan kita dan tidak perlu beramal?" Nabi menjawab: "Tidak demikian, akan tetapi kerjakanlah karena semua itu adalah mudah bagimu." Lalu beliau membaca ayat: "Adapun orang-orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertaqwa..." (Q. S. Al-Lail: 5)
Ada seorang dari sahabat Nabi SAW ketika mendengar hadits tentang taqdir, kemudian ia berkata: "Saya akan bersungguh-sungguh sekarang." Maka Nabi SAW bersabda:
"Peliharalah apa-apa yang memberi manfaat bagimu dan mintalah pertolongan kepada Allah dan jangan putus asa karenanya."
(HR. Muslim dan Ahmad)
Dan Rasulullah SAW bersabda ketika dikatakan padanya: "Bukankah Engkau tahu kami berobat dengannya dan ruqiyah kami meminta kepadanya, apakah bisa menolak takdir?" Sabda beliau: "Semuanya adalah takdir Allah."
(HR. Tirmizi)
Sesungguhnya Allah SWT mentakdirkan kebaikan dan keburukan dan sebab-sebab di antara keduanya. Dia-lah yang telah menentukan taqdir-taqdir dan mengatur sebab-sebabnya.
Wallohua'lam.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar