NABI MUHAMMAD SAW PEMBAWA RISALAH
ﺎﻣﺍﻭﻗﺍ ﻥﻌﻠ ﷲﺍ ﻻﺍ ﻪﻠﺇ ﻻ ﻥﺍﺪﻬﺷﺍﻭ ﻥﻂﺑ ﺎﻣﻮ ﺎﻬﻧﻣ ﺭﻬﻅ ﺎﻣ ﺶﺣﺍﻮﻔﻟﺍ ﻡﺭﺤ ﻯﺫﻠﺍ ﷲ ﺪﻣﺣﻟﺍ
, ﻥﻠﻌﻠﺍﻭ ﺭﺳﻟﺍ ﻰﻔ ﻩﻭﻟﻌﻔ ﺭﻜﻧﻤﻥﻋ ﻦﻮﻫ ﺎﻧﺘﻳ ﻻﺍ ﻭﻧ ﺎﮐ ﻢﻬﻨﺍ ﺐﺑﺳﺑ ﻪﺗﻤﺤﺭ ﻥﻤ ﻢﻫ ﺩﺭﻁﻮ
ﻩﺪﻴﺒ ﻥﻤ ﺔﻤﻗﻧ ﺎﻧﺮﺬﺤﻭ ﷲﺍ ﺭﻤﺈﺑﺎﻴﻋﺍﺩ ﺎﻧﻳﻔ ﻡﺎﻗ . ﷲﺍ ﻞﻭﺴﺭ ﺍﺩﻣﺤﻤ ﺎﻧ ﺪﻳﺴ ﻦﺍ ﺩﻬﺷﺍﻭ
ﺍﻭﺮﺎﺴ ﻯﺫﻠﺍ ﻪﺒﺤﺼ ﻮ ﻪﻟﺍ ﻰﻟﻋﻮﺪﻣﺤﻣ ﺎﻧ ﺪﻴﺳ ﻰﻠﻋ ﻢﻠﺴﻭ ﻞﺻ ﻡﻬﻟﻟﺍ .ﺽﺭﻻﺍﻭ ﺖﺍﻭﻣﺴﻠﺍ
,ﷲﺍﺩﺎﺑﻋ ﺎﻴﻓ ﺩﻌﺒ ﺎﻤﺍ ,ﺽﺮﻌﻠﺍﻡﻮﻴ ﺭﺑﮐﺍ ﻉﺯﻔﻠﺍ ﻥﻤ ﻥﻳﻔﺋ ﺎﺨ ,ﻪﻗﻳﺭﻄ ﺍﻮﻌﺑﺗﺍﻮ ﻩﺭﻳﺴ
.ﻪﺗﻋ ﺎﻄﻭ ﻰﻟﺎﻌﺘ ﷲﺍ ﻯﻮﻘﺗﺑ ﻻﻭﺍﻰﺴﻔﻧﻭ ﻡﮑﻴﺼﻮﺍ
Jamaah Jum’at Rahimakumullah,
Sebagaimana lazimnya, seorang khatib pada kesempatan yang baik ini senatiasa menghimbau dan mengajak kepada para jamaah Jum’at yang berbahagia agara selalu :
1. Mari meningkatkan sikap taqwa terhadap Allah SWT dengan cara menaati dan mematuhi segala perintah dan menjauhi segala larangan – Nya.
2. Mari meningkatkan puji dan syukur atas nikmat iman dan Islam, karena dengan kedua nikmat inilah ditemukan jalan kehidupan yang baik, selamat dan sejahtera baik di dunia maupun akhirat.
Dan tak lupa shalawat berangkai salam kita hadiahkan keharibaan junjungan Nabi Besar Muhammad SAW, semoga dengan memperbanyak shalat kepada beliau kita akan mendapat syafa’atnya di akhirat kelak.
Selanjutnya, pada kesempatan ini perkenankanlah pada khutbah Jum’at ini khatib ingin mencoba menyampaikan sebuah judul “Nabi Muhammad SAW Pembawa Risalah”. Dengn judul sederhana ini semoga mudah diserap serta dapat menambah wawasan, pengertian dan pemahaman bagi para jamaah Jum’at sekalian.
Sidang Jum’at Rahimakumullah,
Sebagai nabi terakhir (Khatamul Anbiyaa) Nabi Muhammad SAW siap menerima tugas berat tapi mulia berupa risalah dari Allah SWT untuk disampaikannya kepada umat manusia. Dengan kata lain, sebagai da’i pembawa misi, sebagaimana firman Allah SWT adalah surat Al – Ahzab ayat 45 – 46, yang berbunyi :
.ﺍﺭﻳﻧﻤ ﺎﺠﺍﺭﺳﻭ ﻪﻧ ﺫﺎﺑ ﷲﺍ ﻰﻟﺍ ﺎﻳﻋﺍﺪﻭ .ﺍﺭﻳﺬﻧﻭﺍﺭﺸﺑﻤﻮ ﺍﺩﻫﺎﺷ ﻚﻧﻠﺴﺭﺍ ﺎﻧﺍ ﻲﺑﻧﻠﺍ ﺎﻬﻴﺎﻳ
“Hai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu untuk jadi saksi, dan pembawa kabar gembira dan pemberi peringatan. Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah degan izin – Nya dan untuk jadi cahaya yang menerangi”.
Firman – Nya lagi dalam surat Al – Maidah ayat 67 yang berbunyi :
.ﻪﺘﻟ ﺎﺴﺭ ﺖﻐﻠﺒ ﺎﻤﻔ ﻞﻌﻓﺘ ﻢﻠ ﻦﺍﻭ ﻙﺑﺭ ﻦﻤ ﻚﻳﻠﺍﻞﺯﻧﺍﺎﻣ ﻎﻟﺑ ﻞﻮﺴﺭﻠﺍ ﺎﻬﻴﺎﻳ
“Hai rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan ( apa yang diperintahkan ) itu berarti kamu tidak menyampaikan amanah – Nya”.
Dengan modal sifat – sifat terpuji yang telah Nabi Muhammad SAW miliki seperti shiddiq, fathanah, beliau mampu menjadi seorang da’i atau mubaligh yang baik dan patut dicontoh dalam mengikuti jejak beliau sebagai umatnya. Sehubungan hal tersebut Allah berfirman dalam surat Al – Ahzab ayat 21 :
.ﺍﺭﻳﺜﻛ ﷲﺍ ﺭﻛﺬﻭ ﺮﺧﻻﺍ ﻢﻭﻳﻟﺍﻭﷲﺍﻮﺟﺭﻳ ﻥﺎﮐ ﻥﻤﻠ ﺔﻧﺳﺣ ﺓﻭﺴﺍ ﷲﺍ ﻞﻭﺴﺮ ﻲﻓ ﻢﻜﻟ ﻥﺎﮐ ﺪﻗﻠ
“Sesungguhnya telah ada pads diri rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu yaitu bagi orang yang mengharap ( rahmat ) Allah dan ( kedatangan ) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Jamaah Jum’at yang Berbahagia,
Adapun keberhasilan Rasulullah SAW dalam menyampaikan misinya terhadap umat tiada lain dikarenakan adanya beberapa faktor penunjang antara lain :
1. Faktor Kebenaran Risalah
Risalah kenabian yang datang dari Allah SWT jelas tak bisa diragukan lagi akan kebenarannya. Risalah tersebut mampu menguak dan mengusir kebathilan, sebagaimana firman Allah SWT dalam Al – qur’an surat Al _ Isra’ ayat 81 :
ﺎﻗﻮﻫﺯ ﻦﺎﮐ ﻞﻂﺎﺑﻠﺍ ﻥﺍ ﻞﻂﺎﺑﻠﺍﻖﻫﺯﻭ ﻖﺤﻟﺍ ﺀﺎﺠ ﻝﻗﻮ
“Apabila telah datang kebenaran ( hak ), sirnalah kebathilan. Sesungguhnya bathil itu pasti sirna”.
2. Faktor Etika ( Akhlak )
Sikap dan perilaku Nabi Muhammad SAW yang sangat terpuji, merupakan modal utama dalam menegakkan hubungan kerjasama, dan pergaulan di tengah – tengah masyarakat. Nabi SAW pernah mendapatkan suatu piagam penghargaan dari kaum Quraisy sebelum beliau menjadi Nabi berupa gelar “Al – Amin” yang artinya dapat dipercaya. Allah pun telah menjelaskan tentang akhlak rasulullah dalam surat Al – Qalam ayat 4 :
.ﻡﻳﻅﻋ ﻖﻠﺨ ﻰﻟﻌﻠ ﻙﻧﺍﻭ
“Dan sesungguhnya engkau benar – benar berbudi pekerti agung”.
3. Faktor Kepemimpinan
Faktor kepemimpinan tak perlu diragukan lagi. Siapa pun mengakuinya, baik lawan maupun kawan. Dengan waktu relatif singkat beliau mampu mengajak umat untuk mengikuti ajarannya demi keselamatan, kesejahteraan dan kebahagiaan hidup masa kini maupun masa mendatang.
4. Faktor Taktik dan Strategi
Dikarenakan situasi dan kondisi Nabi SAW terpakss melakukan hijrah dari kota Mekah ke Madinah. Langkah ini sebagai taktik dan strategi perjuangan yang harus ditempuh dan ternyata langkah ini mampu memberikan kontribusi kemenangan yang paling gemilang berupa Fathul Makkah.
5. Faktor Metode ( Cara )
Dengan metode pendekatan yang ditunjang dengan hati keras, kepala dingin, beliau mampu menundukkan musuh – musuhnya. Dalam menyampaikan misinya pernah disambut dengan ejekan dan lemparan batu, namun beliau tetap berhati sejuk, pemaaf dan toleran. Bahkan kaum yang berbuat mencederainya itu sempat di do’akan : “Ya Allah, berilah mereka petunjuk, sesungguhnya mereka itu belum mengerti”.
6. Faktor Illahi ( Ketuhanan )
Disamping faktor – faktor tersebut diatas, ada satu faktor penentu yang bisa disebut kodrati ( kekuasaan ), sebagaimana Allah telah menjelaskan jauh – jauh sebelumnya, diutusnya Nabi Muhamad SAW ke dunia ini merupakan rahmat bagi alam semesta. Disini jelaslah faktor Ilahi sangatlah dominan dalam menunjang keberhasilan Nabi Muhammad SAW atas kepemimpinan, taktik dan strategi, yang diterapkan baik di bidang bimbingan, penyuluhan, pengarahan, percontohan dan keteladanan. Semua itu Nabi Muhammad SAW tampilkan di pentas panggung perjuangan menggalang umat. Selain apa yang telah diuraikan di atas, ada tambahan yang patut dihargai dan diteladani adalah sikap keberanian, rela bekorban, baik materi maupun materil. Berapa banyak kekayaan Siti Khadijah sebagai isteri Nabi Muhammad SAW, disamping pendamping ibu rumah tangga, dia serahkan harta kekayaannya secara tulus dan ikhlas guna membiayai perjuangan rasulullah SAW. Sungguh besar pengorbanan Siti Khadijah terhadap suaminya sebagai mitra perjuangan. Hal ini patut diteladani oleh ibu – ibu muslimat masa kini dan masa mendatang, sebab perjuangan seorang suami tanpa dukungan isteri sulit mencapai keberhasilan maksimal dan optimal.
Akhirnya sebagai penutup khutbah yang singkat ini, khatib berpesan kepada para jemaah yang berbahagia untuk berkenan menyempatkan diri membina ibu – ibu di rumah. Didiklah ibu – ibu kita, disamping menjadi ibu rumah tangga yang setia mendampingi suami juga sekaligus sebagai mitra perjuangan. Perjuangan dalam rangka meiniti karir, maupun perjuangan dalam pengabdian kepada masyarakat, agama, nusa dan bangsa, sebab kaum ibu justeru menduduki posisi terenting dalam hal ini.
Demikianlah sekelumit khutbah Jum’at yang dapat khatib sampaikan pada kesempatan ini semoga bermanfaat.
ﻡﻴﻛﺣﻠﺍ ﺮﻜﺬﻠﺍﻭ ﺖﺎﻴﻻﺍ ﻥﻤﻢﻜﺎﻴﺍﻭ ﻰﻧﻌﻓﻧﻭ ﻡﻳﻆﻌﻟﺍ ﻥﺍﺭﻘﻠﺍ ﻰﻔ ﻡﮑﻟﻮ ﻰﻟ ﷲﺍ ﻚﺭﺎﺑ
.ﻢﻴﻟﻌﻟﺍ ﻊﻴﻣﺴﻟﺍ ﻮﻫ ﻪﻧﺍ
KHUTBAH KEDUA
ﺔﻧﺳﻭ ﻡﻴﺭﮐﻠﺍ ﻪﺒﺎﺘﻜ ﻅﻔﺧﻟﺮﺧﺴﻣﻠﺍﻮ ﻝﻴﺒﺴﻠﺍ ﺀﺍﻭﺴ ﻰﻟﺍ ﻯﺩﺎﻬﻠﺍ .ﻥﻳﻣﻠ ﺎﻌﻟﺍ ﺏﺭ ﻪﻟﻟ ﺩﻣﺣﻠﺍ
ﻻ ﻩﺩﺣﻮ ﷲﺍ ﻻﺍ ﻪﻠﺇ ﻻ ﻥﺍ ﺪﻬﺷﺍ .ﻥﻳﻣﻠ ﺎﻌﻟﺍ ﻩﺩﺎﺑﻋ ﻦﻤ ﺀﺎﺷ ﻥﻤ ﻢﻳﻅﻌﻠﺍ ﻕﻟﺨﻠﺍ ﻯﺫ ﻪﻴﺒﻧ
.ﺭﺷﺑﻠﺍﻭ ﻢﺎﻧ ﻻﺍ ﺩﻳﺴ ﻪﻠﻭﺴﺭﻭﻩﺩﺑﻋ ﺍﺩﻣﺤﻤ ﺎﻧ ﺪﻳﺴ ﻦﺍ ﺩﻬﺷﺍﻭ ﻪﻟ ﻚﻴﺮﺸ
.ﺩﻌﺒ ﺎﻤﺍ .ﻥﻳﻌﻤﺠﺍ ﻪﺒ ﺎﺤﺼﺍ ﻮﻪﻟﺍ ﻰﻟﻋﻮ ﻡﻳﻈﻌﻟﺍ ﻞﻭﺴﺭﻠﺍﻭ ﻰﺑﻧﻠﺍ ﺍﺫﻫ ﻰﻠﻋ ﻞﺻ ﻡﻬﻟﻟﺍ
.ﻥﻮﻣﻠﺳﻣ ﻢﺗﻧﺍﻮ ﻻﺍ ﻥﺗﻭﻣﺗ ﻻﻮﻪﺘﺎﻘﺗ ﻖﺣ ﷲﺍ ﻯﻮﻗﺗﺒ ﻱﺎﻴﺍﻭ ﻡﻜﻴﺼﻮﺍ ﻥﻮﻤﻠﺴﻤﻠﺍ ﺎﻬﻴﺍ ﺎﻳﻔ
ﻰﻟﻋ ﻥﻮﻟﺼﻴ ﻪﺗﻛﺋ ﻼﻣﻭ ﷲﺍﻦﺍ : ﻰﻟﺎﻌﺗ ﻝﺎﻘﻔ .ﺎﻣﻳﺩﻘ ﻪﻳﺒﻧ ﻰﻟﻋ ﻰﻟﺼ ﻰﻟﺎﻌﺗ ﷲﺍ ﻥﺍ ﺍﻮﻣﻠﻋﺍﻭ
.ﺎﻣﻳﻠﺴﺘ ﺍﻮﻣﻠﺴﻮ ﻪﻴﻠﻋ ﺍﻮﻟﺼﺍﻭﻧﻣﺍ ﺎﻬﻴﺍﺎﻳ ﻰﺑﻧﻠﺍ
ﻙﺮﺎﺑﻮ,ﻡﻳﻫﺍﺭﺑﺍ ﻞﺁ ﻰﻟﻋﻮﻡﻳﻫﺍﺭﺑﺍ ﻰﻟﻋ ﺖﻳﻟﺼ ﺎﻣﮐ ,ﺪﻣﺤﻣ ﻞﺁ ﻰﻟﻋﻮ ﺪﻣﺤﻣ ﻰﻠﻋ ﻞﺻ ﻡﻬﻟﻟﺍ
ﻥﻴﻣﻠﺎﻌﻠﺍ ﻰﻓ ,ﻡﻳﻫﺍﺭﺑﺍ ﻞﺁ ﻰﻟﻋﻮﻡﻳﻫﺍﺭﺑﺍ ﻰﻟﻋ ﺖﻜﺭﺎﺑ ﺎﻣﻜ ,ﺪﻣﺤﻣ ﻞﺁ ﻰﻟﻋﻮ ﺪﻣﺤﻣ ﻰﻠﻋ
.ﺪﻴﺠﻤ ﺩﻳﻤﺤ ﻚﻧﺍ
ﺎﻴﻭ ﺖﺍﻮﻣ ﻻﺍﻮ ﻡﻬﻧﻤ ﺀﺎﻴﺣﻻﺍﺖﺎﻧﻤﺆﻣﻠﺍﻭ ﻥﻴﻧﻤﺆﻣﻠﺍﻭ ﺖﺎﻣﻠﺴﻣﻠﺍﻮ ﻥﻴﻣﻠﺴﻣﻠﻠ ﺭﻓﻏﺍ ﻡﻬﻠﻠﺍ
.ﺖﺎﺟﺎﺤﻟﺍ ﻲﺿ ﺎﻗ
.ﻪﺑ ﺎﻧﺘﺠﺍ ﺎﻧﻗﺯﺮﺍﻭ ,ﻼﻄﺎﺑﻞﻂﺎﺑﻠﺍ ﺎﻧﺭﺍﻮ ﻪﻋ ﺎﺑﺗﺍ ﺎﻧﻘﺯﺮﺍﻮ ﺎﻘﺣ ﻖﺣﻟﺍ ﺎﻧﺮﺍ ﻡﻬﻠﻠﺍ
.ﺩﻌﺒ ﺎﻤﺍ .ﺭﺎﻧﻠﺍ ﺏﺍﺫﻋ ﺎﻧﻗﻮﺔﻧﺴﺣ ﺓﺭﺧﻵﺍ ﻰﻔﻮ ﺔﻧﺳﺤ ﺎﻳﻧﺩﻠﺍ ﻰﻔ ﺎﻧﺘﺍ ﺎﻧﺒﺮ
ﺭﻜﻧﻤﻠﺍﻭ ﺀﺎﺸﺣﻓﻠﺍ ﻥﻋ ﻰﻬﻧﻴﻭﻰﺑﺭﻗﻠﺍ ﻯﺬ ﺀﺎﺗﻴﺍﻮ ﻦﺎﺴﺤﻻﺍﻮ ﻞﺩﻌﻟﺍ ﺎﺑ ﺭﻤﺈﻴ ﷲﺍﻥﺍ ﷲﺍ ﺪﺎﺑﻋ
.ﺭﺑﻛﺍ ﷲﺍ ﺭﻜﺫﻠﻭ ﻥﻮﺭﮐﺫﺗ ﻡﻜﻟﻌﻠﻡﻜﻅﻌﻴ ﻲﻐﺑﻠﺍﻭ
0 komentar:
Posting Komentar